SATUAN
ACARA PENYULUHAN
TENTANG
SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 6 :
1.FADILAH
AINI
2.JANILA
USMELIA
3.YULI
MARTINI
4.ULUL
ILMI
5.ASMUJI
RAIS ANWAR
6.SEPRINALDI
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN
2011
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
(
SAP )
Bidang Studi : Pendidikan kesehatan
Topik : Kenakalan Pada Remaja
Sub topik : Free sex ( seks bebas )
Sasaran : Remaja
Hari/tanggal :
Jam :
Waktu :
Tempat :
A.
Latar belakang
Angka
kematian ibu dan bayi saat ini masih sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan
oleh berbagai factor, salah satu diantaranya adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan reproduksi. Aborsi adalah penyumbang angka
kematian ibu dan bayi yang cukup besar.
Pelaku
aborsi ternyata bukan saja wanita yang sudah menikah tetapi tidak menginginkan
anak, melainkan wanita yang belum menikah pun banyak yang melakukannya. Bahkan
yang sangat memprihatinkan, hampir sebagian besar wanita yang melakukan aborsi
adalah berasal dari kalangan remaja yang masih duduk di bangku sekolah atau
kuliah.
Perilaku
remaja yang demikian disebabkan karena beberapa factor. Kurangnya pendidikan
tentang kesehatan reproduksi dan bahaya free sex merupakan factor pemicu
terbesar. Semakin canggihnya tekhnologi juga banyak disalahgunakan sebagai
media untuk memicu terjadinya sex bebas di kalangan remaja.
Sebagai
praktisi kesehatan khususnya sebagai bidan yang juga bertanggung jawab terhadap
kesehatan reproduksi remaja, maka seharusnya kita ikut menekan angka sex bebas
pada remaja. Melalui penyuluhan-penyuluhan yang dutujukan kepada remaja,
diharapkan mereka dapat semakin mengerti dan memahami bahwa free sex hanya akan
membawa akibat negative bagi diri mereka. Dengan demikian diharapkan angka
aborsi akan mengalami penurunan dan angka kematian ibu dan bayi pun akan
menurun.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( THU )
Setelah diadakan penyuluhan tentang free sex
pada remaja, diharapkan dapat mencegah terjadinya free sex pada remaja.
2. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah dilakukan penyuluhan tentang free sex pada remaja,
diharapkan dapat:
1. Mengurangi angka kematian pada ibu dan anak.
2. Menekan angka aborsi pada remaja.
3. Mencegah terjadinya PMS.
4. Menekan terjadinya pernikahan di usia dini.
1. Mengurangi angka kematian pada ibu dan anak.
2. Menekan angka aborsi pada remaja.
3. Mencegah terjadinya PMS.
4. Menekan terjadinya pernikahan di usia dini.
C. Manfaat
1. Remaja dapat mengetahui tentang bahaya free sex.
2. Remaja dapat mengetahui tentang dampak free seks
3. Remaja dapat mengetahui tentang cara penanaggulangan free seks
1. Remaja dapat mengetahui tentang bahaya free sex.
2. Remaja dapat mengetahui tentang dampak free seks
3. Remaja dapat mengetahui tentang cara penanaggulangan free seks
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan penyuluhan
1. Topik kegiatan
Penyuluhan
tentang cara mengatasi free seks pada kalangan remaja.
2. Sasaran
Remaja
dengan usia produktif dari 14 th >
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media dan alat
a. Laptop
b. LCD
c. Microphone
d. Leaflet
5. Tempat
Aula
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
6. Waktu
Hari : Senin
Tanggal : 19 desember 2011
Jam : 08.00 s/d 08.45
7. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Ulul ilmi
2. Presenter : Fadilah aini
3. Moderator : Janila usmelia
4. Notulen : Yuli martini
5. Fasilitator : Asmuji raiz anwar
6. Observer : Seprinaldi
8.Setting
tempat
®Rµ
JJJ
JJJ
n
>
Keterangan :
J : audiens
n :fasilitator
>:observer
®:moderator
R:penyaji
µ:dosen pembimbing
9. Uraian tugas
a. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Tugas moderator
1. Membuka dan menutup acara penyuluhan
2. Membuat kontrak waktu pelaksanaan
kegiatan
3. Menjelaskan tujuan dan topik
penyuluhan
4. Menyerahkan penjelasan penyuluhan
kepada presenter
5. Mengarahkan jalannya diskusi
6. Memeberikan kesempatan kepada
audiens untuk bertanya.
7. Menyimpulkan kegiatan
c. Tugas presenter
Memberikan penyuluhan sesuai topik yang akan disajikan.
d. Tugas fasilitator
1. Memotivasi audiens agar berperan
aktif dalam penyuluhan
2. Memfasilitasi dalam kegiatan
e. Tugas observer
1. Mengamati jalannya acara
2. Mencatat prilaku verbal dan non
verbal selama kegiatan berlangsung
3. Membuat laporan hasil kegiatan
penyuluhan yang telah dilakukan
f. Tugas notulen
1. Mencatat pertanyaan yang diajukan
audiens dan jawabannya
2. Membuat absensi penyuluhan
10. Susunan acara
NO
|
WAKTU
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan :
·
Memberi salam
·
Menjelaskan tujuan pembelajaran
|
·
Menjawab salam
·
Mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
20 menit
|
Pelaksanaan :
·
Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur
Materi :
1. pengertian remaja dan
reproduksi?
2.potret remaja ? 3. pengertian free sex ? 4. remaja dan free sex
5. Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan
Fisik dan Psikologis Remaja ?
6. bagaimana free sex di kalangan remaja bisa terjadi ? 7. bagaimana free sex di kalangan remaja bisa terjadi ? 8. Bagaiamana Remaja Bersikap? |
·
Menyimak dan mendengarkan
|
3.
|
15 menit
|
Evaluasi :
1.Menggali pengetahuan remaja
tentang pergaulan bebas.
2.Menggali pengetahuan remaja
tentang bagaimana cara membentengi diri dalam menghadapi pergaulan yang
semakin bebas.
|
·
Bertanya dan menjawab pertanyaan
|
4.
|
5 menit
|
Penutup :
·
Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam
|
·
Menjawab salam
|
11. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
1) Peran dan tugas mahasiswa sesuai
dengan perencanaan
2) Jumlah audiens yang hadir saat
penyuluhan sesuai dengan perencanaan.
3) Tempat dan alat sesuai perencanaan.
b. Evaluasi proses
1) Peserta aktif dalam kegiatan
penyuluhan
2) Peserta mengikuti penyuluhan dari
awal sampai akhir
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
c. Evaluasi hasil
1) Mampu menyebutkan apa pengertian
dari free seks atau seks bebas
2) Mampu menyebutkan apa dampak dari
seks bebas
3) Mengetahui bagaiman cara mengatasi
perilaku seks bebas diklangan remaja.
LAMPIRAN MATERI
1.
.Pengertian remaja dan reproduksi
Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24
tahun.Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24
tahun.Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Istilah reproduksi berasal dari kata
re yang artinya kembali dan kata produksI yang artinya membuat atau
menghasilkan.Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan
manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.Sedangkan yang disebut
organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
2.
Potret remaja
Remaja dalam perkembangannya
memerlukan lingkungan adaptip yang menciptakan kondisi yang nyaman untuk
bertanya dan membentuk karakter bertanggung jawab terhadap dirinya. Ada kesan
pada remaja, seks itu menyenangkan, puncak rasa kecintaan, yang serba membahagiakan
sehingga tidak perlu ditakutkan. Berkembang pula opini seks adalah sesuatu yang
menarik dan perlu dicoba (sexpectation).Terlebih lagi ketika remaja tumbuh
dalam lingkungan mal-adaptif, akan mendorong terciptanya perilaku amoral yang
merusak masa depan remaja. Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada kegiatan
menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal termasuk aborsi, narkoba, serta
berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).
Beberapa penelitian menunjukkan,
remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Di antara mereka yang
kemudian hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di Jakarta tahun
1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat
beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang
datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun.
Menurut Prof. Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi.
Sebagai catatan, kejadian aborsi di
Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di antaranya
remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.Penelitian di Bandung
tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP, 10,53 persen pernah melakukan ciuman
bibir, 5,6 persen melakukan ciuman dalam, dan 3,86 persen pernah berhubungan
seksual. Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas
memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain
juga infeksi, infertilitas dan kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus
kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin maupun penyakit
menular seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).
Di Denpasar sendiri, menurut guru
besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441 wanita
dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini
terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang
dari keluarga baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami
penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak
dan bayi yang dilahirkannya.
Tindakan remaja yang seringkali
tanpa kendali menyebabkan bertambah panjangnya problem sosial yang dialaminya.
Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu
yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan
500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 %
diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 %
terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
3.
Pengertian free sex
Seks bebas adalah hubungan seksual
yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia
prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak
dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan
mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi
itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu
tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang
menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks
bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka
melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan
ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks
mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat
dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus
HIV.
4.
remaja dan free sex
Sudah menjadi maklum, remaja memang
sosok yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Kenapa?. Remaja masa pencarian
jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin
tampil menonjol, dan diakui eksistensinya. Namun disisi lain remaja mengalami
ketidakstabilan emosi sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan
solidaritas kelompok. Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami
perubahan fisik yang cepat dan mendadak.
Perubahan ini ditunjukkan dari
perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ
genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan
seputar seksual. Namun terbatasnya bekal yang dimiliki menjadikan remaja memang
masih memerlukan perhatian dan pengarahan.
Ketidakpekaan orang tua dan pendidik
terhadap kondisi remaja menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan tuna
sosial. Ditambah lagi keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya pada
orang yang tepat semakin menguatkan alasan kenapa remaja sering bersikap tidak
tepat terhadap organ reproduksinya. Data menunjukkan dari remaja usia 12-18
tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35% dari film porno, dan
hanya 5% dari orang tua.
5.
Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan
Psikologis Remaja
a.dampak
fisiologis
1.
aborsi
Pengetahuan remaja mengenai dampak
seks bebas masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas
ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada
sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan
remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak
hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5
juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan,
1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit
syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170%
dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/
lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi
industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh
undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap
hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman.
Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak
yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh
tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka
pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai
kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya
infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.
2.HIV/AIDS
HIV
berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung
virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan
keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi)
dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala MInor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala MInor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
3.penyakit
menular seksual
Penyakit
menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia
dan binatang melalui transmisi hubungan
seksual, seks
oral
dan seks
anal.
Kata penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki
cakupan pada arti' orang yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi
orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual
juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui.
Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun.
4.Narkoba
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
c. dampak psikologis
Rasa bersalah,marah,sedih,sesal,malu,kesepian,tidak punya
bantuan,bingung,stres,benci diri sendiri,benci orang yang terlibat,takut yang
tidak jelas,insomnia,kehilangan konsentrasi,depresi,berduka,tidak punya
pengharapan,cemas,tidak memaafkan diri sendiri,takut hukuman tuhan,mimpi
buruk,merasa hampa,halusinasi.
6.
Faktor Penyebab terjadinya seks bebas
dikalangan remaja
Beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu :
Ø Kurangnya kasih sayang dari orang
tua
Banyak para remaja yang terjerumus
pada kenakalan remaja karena kurangnya ksih sayang dari orang tua mereka.
Banyak orang tua yang terlalu memikirkan pekerjaan mereka dari pada memikirkan
keadaan anak-anak mereka. Sehingga seorang anak merasakan tekanan psikologis
pada diri mereka. Meraka tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa, sehingga
saat ada maslah sering terjerumus dengan hasutan teman-teman mereka.
Ø Kurangnya pengawasaan dari orang tua
mereka
Sibuknya orang tua dengan pekerjaan
membuat kurangnya pengawasan pada anak-anak mereka. Sehingga banyak anak-anak
sering keluyuran dan bermainan dengan teman-teman mereka setelah pulang
sekolah. Apalagi saat ini perkembangan teknologi semakin maju. Banyak anak-anak
salah persepsi tentang penggunaan komputer maupun handpone dengan cara yang
negatif. Misalnya : menonton gambar-gambar porno atau video porno yang ada.
Ø Pergaulan dengan teman yang tidak
sebaya
Usia remaja merupakn usia produktif
dan sudah mulai mengenal yang namanya saling menyukai lawan jenis. Pergaulan
yang salah bisa membuat mereka melakukan hal yang senonoh yang tidak seharusnya
mereka lakukan. Misal : sehabis menonton video porno, mereka mempunyai hasrat
hawa nafsu yang mendalam dan pengen melampiaskan kepada lawan jenis mereka
sehingga timbul perkosaan ataupun hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga yang
terjerumus dengan minum-minuman keras maupun sampai kenarkoba.
Ø Tidak adanya bimbingan kepribadian
yang baik
Sibuknya orang tua membuat kurangnya
perhatian bagi seorang anak dan kurrang bimbingan yang baik. Banyak anak-anak
yang menyalahgunakan kepercayaan orang tua mereka dan terjerumus pada kenakaln
remaja. Kurangnya dasar-dasar agama juga membuat mereka melakukan tindakan yang
negatif karena tidak tahunya pengetahuan agama dalam diri mereka
.
7.
Cara remaja bersikap
Hubungan
seks di luar pernikahan menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan
memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan
psikososial manusia. Bahaya tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular
seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan.
Kehidupan
keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak
tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama.
Sebagaimana
apa yang diperingatkan Alloh dalam surat An-Nur: 21:
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan) menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Alloh dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun diantara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang dikehendaki... (An-nuur (24):21)
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan) menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Alloh dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun diantara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang dikehendaki... (An-nuur (24):21)
Aktifitas
seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat
dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam berfikirnya. Meminimalkan
hal-hal yang merangsang, mengekang ledakan nafsu dan menguasainya. Masa remaja
memang sangat memperhatikan masalah seksual. Banyak remaja yang menyukai bacaan
porno, melihat film-film porno. Semakin bertambah jika mereka berhadapan dengan
rangsangan seks seperti suara, pembicaran, tulisan, foto, sentuhan, dan lainnya.
Hal ini akan mendorong remaja terjebak dengan kegiatan seks yang haram.
Perawatan
organ reproduksi tidak identik dengan pemanfaatan tanpa kendali. Sistem organ
reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana organ lainnya, memerlukan masa
tertentu yang berkesinambungan sehingga mencapai petumbuhan maksimal. Disinilah
letak pentingnya pendampingan orang tua dan pendidik untuk memberi pemahaman
yang benar tentang pertumbuhan organ reproduksi. Pemahaman remaja berkaitan
dengan organ reproduksinya tentunya ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan
logika dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas ketika
menghadapi peristiwa haid pertama, melewati masa premenstrual syndrome dengan
aman, memahami hukum fiqh terkait dengan haid serta peristiwa lain yang
mengiringi masa pubertas remaja.
Remaja
juga harus bisa menjaga diri (isti’faaf). Hal ini mampu dilakukan pada remaja
yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua sejak
usia dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Alloh
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar
telah tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan
tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas
akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan
tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang
terbangun dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama
keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang tua dan pendidik akan
menghindarkan dari pergaulan bebas, komitmen terhadap aturan Allah baik dalam
aurot (pakaian), pergaulan antar lawan jenis, menghindari ikhtilath dan
sebagainya.
8. Pencegahan untuk menanggulangi seks bebas
Bagi orang
tua lebih memperhatikan pergaulan pada anaknya, tetapi tidak terlalu mengekang
anak untuk bermain dengan teman sebayanya karena malah membuat psikologi
seorang anak menjadi tertekan. Sebagian
besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari nafkah. Mereka sudah tidak mempunyai banyak
kesempatan untuk dapat mengikuti terus kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal,
kenakalan remaja banyak bersumber dari pergaulan.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya
dapat memberikan inti pendidikan kepada para remaja. Inti pendidikan adalah
sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah di ingat secara
mudah. Dengan memberikan inti pendidikan ini, kemana saja anak pergi ia akan
selalu ingat pesan orangtua dan dapat menjaga dirinya sendiri. Anak menjadi
mandiri dan dapat dipercaya, karena dirinya sendirinyalah yang akan
mengendalikan dirinya sendiri. Selama seseorang masih memerlukan pihak lain
untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi
melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.
bgaimana carax mengatasi sex bebas ...
BalasHapus